ANALISA RECOVERY FACTOR MENGGUNAKAN SURFAKTAN PADA SUMUR MINYAK DI LAPANGAN KAWENGAN
DOI:
https://doi.org/10.53026/jepm.v3i1.34Keywords:
imbibisi spontan, recovery factor, surfactant, Enhanced Oil RecoveryAbstract
Surfaktan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk meningkatkan pemulihan minyak,terutama pada reservoir yang sudah tua atau sulit untuk dieksploitasi. Dengan kemampuannya untuk mengurangi tegangan antarmuka, meningkatkan wettabilitas batuan dan memobilisasi minyak yang terperangkap,surfaktan ini memainkan peran penting dalam teknik Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan recovery factor. Lapangan Kawengan terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dan merupakan salah satu lapangan minyak strategis. Setelah bertahun-tahun diproduksikan, Lapangan Kawengan telah mengalami penurunan produksi minyak. Metode primary recovery dan secondary recovery sudah dipakai namun tidak lagi mampu meningkatkan perolehan minyak secara signifikan, sehingga diperlukan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti injeksi surfaktan. Maka dilakukan uji lab menggunakan sampel core dan minyak dari Kawengan. Pada penelitian ini menggunakan metode imbibisi spontan dengan beberapa fluida injeksi berupa sintetic brine, surfaktan ionic dengan konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% guna menjadi pembanding bagaimana hasil ekstraksi minyak dari core yang telah dijenuhkan. Bersarkan hasil dari beberapa pengujian disimpulkan bahwa penggunaan surfaktan 2% pada imbibisi menunjukan hasil yang lebih baik dengan recovery factor 48%. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan pengujian surfaktan terkhusunya pada sampel minyak lapangan Kawengan.
References
H. K. van Poollen, Fundamentals of enhanced oil recovery. 1980. doi: 10.2118/9781613993286.
J. J. Sheng, “Status of surfactant EOR technology,” Petroleum, vol. 1, no. 2, pp. 97–105, 2015, doi: 10.1016/j.petlm.2015.07.003.
V. Alvarado and E. Manrique, “Enhanced oil recovery: An update review,” Energies, vol. 3, no. 9, pp. 1529–1575, 2010, doi: 10.3390/en3091529.
L. Eriksson, “Modeling and Control of TC SI and DI enignes,” Oil Gas Sci. Technol., vol. 63, no. 1, pp. 9–19, 2008, doi: 10.2516/ogst.
C. Negin, S. Ali, and Q. Xie, “Most common surfactants employed in chemical enhanced oil recovery,” Petroleum, vol. 3, no. 2, pp. 197–211, 2017, doi: 10.1016/j.petlm.2016.11.007.
D. Y. Chudinova, D. S. Urakov, S. K. Sultanov, Y. A. Kotenev, and Y. D. B. Atse, “Geological Perspectives,” vol. 2, no. 2, pp. 17–25, 2021.
T. Babadagli, “Development of mature oil fields - A review,” J. Pet. Sci. Eng., vol. 57, no. 3–4, pp. 221–246, 2007, doi: 10.1016/j.petrol.2006.10.006.
T. Austad and D. C. Standnes, “Spontaneous imbibition of water into oil-wet carbonates,” J. Pet. Sci. Eng., vol. 39, no. 3–4, pp. 363–376, 2003, doi: 10.1016/S0920-4105(03)00075-5.
N. R. Morrow, “Wettability and its effect on oil recovery,” JPT, J. Pet. Technol., vol. 42, no. 12, pp. 1476–1484, 1990, doi: 10.2118/21621-PA.
S. C. Ayirala, C. S. Vijapurapu, and D. N. Rao, “Beneficial effects of wettability altering surfactants in oil-wet fractured reservoirs,” J. Pet. Sci. Eng., vol. 52, no. 1–4, pp. 261–274, 2006, doi: 10.1016/j.petrol.2006.03.019.
A. Rahman, “PENENTUAN KLASIFIKASI DIAMTER PORI BATUAN DENGAN UJI SAMPEL BATUAN INTI ( CORE ) SKALA,” vol. 8, no. 1, pp. 120–125, 2024.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Eksplorasi dan Produksi Migas
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.